Waktu berjalan lebih apik dari apa-apa yang kutakutkan.
Seperti misalnya, tatapan-tatapan sinis yang tidak kutemui lagi.Seorang anak kecil makin bertambah jumlahnya.
Dengan gemas aku dekati satu per satu wajah-wajah naif yang tidak lelah-lelahnya berjingkat dari pojok satu menuju pojok lainnya.
Kuusap rambutnya yang masih belum banyak tertaut bahan-bahan kimia merusak.
Kulihat sorot matanya yang penuh rasa penasaran.
Kujumpai tawanya yang asli tanpa kepalsuan, apalagi hanya sekadar perasaan sungkan belaka.Anak-anak kecil itu datang memelukku.
Menoreh senyumannya yang paling menggemaskan.
Perlahan gugur rasa takut yang kubawa di pundak, dengan berat.
Anak-anak kecil sebagai perantara Tuhan, berhasil menyelamatkanku.
Dunianya yang penuh, utuh, dan bisa aku rasakan kehangatannya.Kakiku beranjak pulang dengan membawa senyuman yang hampir penuh.
Aku menang, sekali lagi.
Meletakkan rasa takut di atas apa-apa yang sebetulnya hanya semu.Atau aku yang memang sudah sedikit lebih berani?