Lubang itu membentuk suatu kubangan gelap.
Renjana namanya.
Perempuan yang beberapa waktu lalu sempat merasa dirinya telah hancur.
Ia kembali duduk dalam ruangan pojok yang menjadi zona nyaman menemani masa-masa tersulitnya.
Belakangan ini pikirannya sering kalut seperti benang kusut yang tidak pernah ketemu titik tengahnya.
Fokusnya semakin memudar, alhasil ia semakin sering melamun dengan tatapan kosong andalannya, yang seolah sudah menjadi identitasnya.
Seperti luka lama yang mengganggunya selama hampir dua dekade.
Berawal dari luka kecil yang selama ini ia anggap “ah gapapa, nanti juga sembuh sendiri”.
Renjana selalu berharap lukanya akan mengering sendiri.
Padahal selama ini lukanya ia timbun, bukan dibiarkan terbuka lantas mengering.
Ini hampir membusuk.
Bertahun-tahun dengan modal “gapapa” membawanya pada suatu kubangan yang ia beri istilah Black Hole.