Belajar Menerima

Zee
2 min readOct 15, 2019

--

Mungkin sebagian orang mengeluh ketika apa yang ia hadapi tidak sesuai dengan apa yang ia mau.

Mungkin sebagian orang meratapi terlalu lama kejadian sedih yang begitu mendalam.

Atau bahkan sebagian orang menolak atas apa yang telah Tuhan tetapkan untuknya.

Hari ini, Tanggal 2 Mei 2018 adalah hari Pendidikan Nasional.

Berbicara tentang pendidikan adalah salah satunya tentang belajar. Belajar tidak melulu soal akademik atau dalam lingkup formal dan resmi. Bahkan dari kecil ketika latihan merangkak, berjalan, dan berbicara itu semua juga merupakan sebuah proses dalam belajar.

Berbicara tentang belajar juga tidak akan pernah ada habisnya. Proses saya dalam menulis tulisan ini juga merupakan salah satu tahap belajar. Kali ini saya akan menulis mengenai Belajar Menerima.

Saya percaya, Tuhan menciptakan sesuatu di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Maka, sebaiknya jangan pernah menyia-nyiakan apa yang telah Tuhan ciptakan atau tetapkan.

Satu hal yang paling penting untuk belajar menerima, yakni berusaha untuk selalu berpikir yang memicu dalam hal kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun sekitar.

Seringkali, diri tidak menerima hal-hal sepele yang terjadi dalam sebuah proses hidup. Lebih parahnya lagi, ketika menyalahkan Tuhan atas semua kejadian itu. Naudzubillah. Semoga dapat terhindar.

Belajar menerima, ketika dicaci-maki.

Belajar menerima, ketika dianggap remeh.

Belajar menerima, ketika tidak dihargai.

Belajar menerima, ketika dikritik pedas.

Belajar menerima, ketika keberuntungan terasa tidak berpihak pada diri.

Belajar menerima, nilai ujian yang masih segitu aja padahal merasa sudah belajar ekstra.

Belajar menerima, ketika perasaan suka kita pada lawan jenis tidak terbalaskan.

TAPI, itu semua tidak cukup sampai disitu saja.

Menerima bukan berarti pasrah, tetapi lebih dekat pada ikhtiar.

Menerima bukan berarti berhenti dan tidak mau berusaha lagi.

Menerima bukan berarti menganggap bahwa setiap apapun yang terjadi adalah ketetapan Tuhan yang tidak bisa kita usahakan untuk menjadi lebih baik lagi. (Hal ini perlu dipelajari lebih lanjut lagi)

Bisa jadi, ketika kamu gagal. Tuhan ingin kamu berusaha lebih lagi.

Di samping menerima, kita juga harus mengoreksi diri kita.

Boleh jadi kritikan pedas, menjadi pemicu kita untuk menjadi lebih baik.

Kembali pada cara utama tadi, yaitu untuk selalu berpikir yang baik-baik terutama perspektif kita dalam menanggapi suatu kejadian.

Tuhan ingin yang terbaik untuk hamba-Nya. Dan itu pasti.

Berusaha lebih baik, tidak pernah ada salahnya. Karena niat baik akan mengantarkan pada sesuatu yang baik juga.

Saya pun disini masih belajar menerima nikmat yang telah Tuhan berikan. Walaupun prosesnya akan naik-turun, hal itu wajar.

Surabaya, 02 Mei 2018

19.24 WITS

--

--

Zee
Zee

Written by Zee

I captured each moment through the art of writing

No responses yet