Di tengah pandemi COVID-19, narasi tentang rasa syukur dipromosikan, digaungkan, dan disuguhkan dimana-mana.
Kubu 1 berseru;
“Bersyukur dong bisa berkumpul bersama keluarga lengkap, lah gue udah ga punya nyokap” atau sebaliknya.
“Bersyukur dong bisa menikmati fasilitas enak, kamar terasa nyaman, makanan selalu sedia”
“Bersyukur dong masih diberi kesehatan, gak usah banyak mengeluh pengen jalan lah, sumpek di rumah lah”
Kubu 2 juga bersorak;
“Apa guna di rumah namun merasa tertekan? Mending tinggal sendiri kalau begini”
“Apa guna semua fasilitas? kalau bergerak sedikit saja rasanya tidak pernah tenang”
Tidak pernah benar-benar tahu bagaimana kondisi sesungguhnya dari masing-masing.
Tidak ada habisnya saling serang. Namun, tidak jarang juga saling rangkul.
Semoga semua bisa menemukan titik tengahnya;
Bahwa semua memiliki beban masing-masing,
Memiliki kemampuan masing-masing.
Bagiku, titik tengah di antara semuanya; Tetap saling menjaga dan berdoa untuk kembali pulihnya keadaan.
Dan semoga segera menemukan tenang dan bahagianya masing-masing.
Semoga, rasa syukur bisa tersemat lekat di hati tanpa perlu saling membandingkan lagi — beban siapa yang paling terasa berat.